Anganku Anganmu ?

Tiada berbeda yang kurasakan
Tajam menusuk tak beralasan
Kita sudah dingin hati
Dulu kita pernah saling memahami
Segan merasa telah menyakiti
Kita terlalu perasa

Lirik yang cocok untuk saat ini. Ini jujurloh ya suka lagu raisa yang kedua kalinya, setelah Jatuh Hati. Liriknya ngepas sama situasi saat ini. Yap.. seperti yang tertulis dilirik. Semua jadi berbeda dari yang sebelumnya, karena kita saling bungkam? Karena kita saling menyimpulkan sendiri suatu tindakan? Sepertinya iya.
Selayaknya seseorang yang kecewa harus dihadapkan dengan seseorang yang telah membuat kecewa, duduk termenung dan saling menanyakan “Apa yang membuatmu kecewa?” namun setelah dipikirkan pertanyaan “Ada apa dengan kita?” lebih cocok ketika bertemu. Bukan kah masalah akan selesai bila disampaikan dan saling diketahui satu sama lain?
         Dulu kita saling memahami, segan merasa telah menyakiti. Yap bukan kah terlalu jahat kepada waktu dan kenangan bila menyimpulkan sesuatu tanpa pertanyaan? Akupun tak ingin munafik, diriku bisa salah, bahkan sering. Namun aku juga butuh penjelasan dari persepsi yang ku pikirkan.. aku yakin kau juga ingin mendengarkan apa yang sebenarnya terjadi. Tapi apakah dengan saling membisu kita bisa menemukan jawabannya?
            Kita terlalu perasa, mungkin karena kita terlalu perasa dan itu menjadikan kita terluka. Selayaknya manusia selalu berharap kepada Allah tanpa pengharapan pada manusia lain namun nyatanya aku berharap kau akan selalu memahami aku disituasi manapun, kapanpun, dan dengan siapapun tapi aku menyadari kau juga manusia dilingkupi rasa sedih, kecewa, dan juga bisa sakit . Untuk itu, solusiku adalah, berbicaralah padaku, aku bukan manusia hebat yang bisa menebak setiap kekecewaan yang kau rasakan padaku, menerka setiap sedihmu apa karena aku atau dia, bukan manusia yang selalu menyadari bahwa rasa sakit yang kau rasakan milik siapa, sekali lagi karena aku juga manusia. Terkadang aku bisa mengungkapkan apa yang ku rasakan, namun terkadang aku memilih diam jika hal itu membuat banyak perbedaan. Aku memilih menyimpan dan membiarkan luka-luka kecil, namun ada kalanya aku melepaskan luka itu ketika aku tak mampu menyimpannya. Salah ku? Salah mu? Bukan.
      Mungkin selama ini pikiran negatifmu tentangku, hanya angan dan ketakutanmu. Pikiran negatifku tentangmu, hanya angan dan ketakutanku. Untuk itu, agar tidak lagi menjadi angan dan ketakutan. Mari kita berbicara, bukan hanya menggunakan kata tapi dengan jiwa kita. Bukankah selama ini kita melewatkan berbagai macam masalah? Bahkan masalah besar sekalipun? Lalu mengapa kali ini kita kalah hanya karena ego masing-masing? Membiarkan pikiran yang belum tentu kebenarannya bersarang disana hingga membentuk sebuah kesimpulan yang bahkan merubah segalanya?
      Aku tak suka harus disangka-kan pada hal yang belum tentu ku niatkan, begitupun kamu, pasti juga tidak ingin disangka-kan untuk hal yang belum tentu kamu lakukan. Begitu bukan?
        Karena aku sudah menyadarinya, bukan berarti aku menang dan mengaggap kamu salah. Hanya saja kita perlu meluruskan semua yang ada dipikiran kita, yang mungkin saja hanya sebuah sangkaan kita. Aku sudah menurunkan sedikit egoku, jadi, silahkan turunkan egomu. Dengan begitu kita akan saling memahami kembali, melihat apa yang sebenarnya terjadi, dan kembali segan untuk menyakiti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar